MANGA
Manga (漫画 Manga?, Tentang suara
ini dengarkan (bantuan·info); pengucapan /ˈmæŋ.ɡə/ atau /ˈmɑːŋ.ɡə/) merupakan
komik yang dibuat di Jepang,
kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan
tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan di Jepang pada akhir
abad ke-19.[1] Kata tersebut memiliki prasejarah yang panjang dan sangat rumit
di awal Kesenian Jepang.[2]
Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka,
atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga.Di Jepang, orang dari segala usia membaca manga.
Media mencakup karya dalam berbagai genre: aksi-petualangan, asmara, olahraga
dan permainan, sejarah drama, komedi, fiksi ilmiah dan fantasi, misteri,
detektif, horor, seksualitas, dan bisnis / perdagangan, dan lain-lain..[4]
Sejak 1950-an, manga telah terus menjadi bagian utama dari industri penerbitan
Jepang,[5] mewakili pasar ¥406 milyar di Jepang pada tahun 2007 (sekitar $3.6
milyar) dan ¥420 milyar ($5.5 milyar) pada tahun 2009.[6] Manga juga telah
mendapatkan pembaca di seluruh dunia yang signifikan.[7]
Di Eropa dan Timur
Tengah pasar manga bernilai $250 juta.[8] Pada tahun 2008, di Amerika Serikat
dan Kanada, pasar manga senilai $ 175 juta. Pasar di Perancis dan Amerika
Serikat memang sama. Cerita manga biasanya dicetak dalam hitam putih,[9]
meskipun beberapa manga penuh warna sudah ada (contoh Colorful). Di Jepang,
manga biasanya serial di majalah manga besar, sering mengandung banyak cerita, masing-masing
disajikan dalam satu episode kemudian dilanjutkan dalam edisi berikutnya.Jika
seri berhasil, bab dikumpulkan dan dapat dipublikasikan ulang pada buku
paperback yang biasa disebut tankōbon.[10] Seorang seniman manga biasanya
bekerja dengan beberapa asisten di sebuah studio kecil dan berhubungan dengan
editor kreatif dari perusahaan penerbitan komersial.[11] Jika seri manga cukup
populer, mungkin dianimasikan setelah atau bahkan disaat manga sedang
berjalan. Terkadang manga terpusat pada dahulu sebelumnya yang terdapat
aksi langsung atau film animasi.[13]
Istilah manga (kanji: 漫画; hiragana: まんが; katakana: マンガ; Tentang suara ini dengarkan (bantuan·info); pengucapan /ˈmæŋ.ɡə/
atau /ˈmɑːŋ.ɡə/) adalah kata dalam bahasa Jepang yang merujuk terhadap
keduanya, baik untuk komik dan kartunis. "Manga" sebagai istilah yang
digunakan di luar Jepang merujuk secara khusus untuk komik aslinya yang
diterbitkan di Jepang.[14]
Komik Manga dipengaruhi, dari karya-karya asli,
yang ada juga di bagian negara lain, khususnya di China, Hong Kong, dan Taiwan
("manhua"), dan Korea Selatan ("manhwa").[15][16] Di
Perancis, "la nouvelle manga" telah dikembangkan sebagai bentuk bande
dessinée komik digambar dalam gaya yang dipengaruhi oleh manga. Ada juga OEL
manga di Amerika juga.
Etimologi
Karakter Cina (diucapkan "manhua" dalam
bahasa Mandarin) yang digunakan untuk menulis kata manga dalam bahasa Jepang
dapat diterjemahkan sebagai "gambar aneh" atau "sketsa
spontan".[17] Awalnya istilah ini muncul di abad ke-18 pada literati
Cina,[17] kata ini pertama kali muncul ke dalam penggunaan istilah umum di
Jepang pada akhir abad ke-18 dengan diterbitkan karya-karya seperti Santō
Kyōden buku bergambar Shiji no yukikai (1798), dan pada awal abad ke-19 dengan
karya-karya seperti Aikawa Minwa ini Manga hyakujo (1814) dan buku-buku
terkenal Hokusai Manga (1814–1834) mengandung berbagai macam gambar dari sketsa
dari seniman terkenal ukiyo-e Hokusai.[18] Rakuten Kitazawa (1876–1955) pertama
kali menggunakan kata manga dalam pengertian modern.[19]
Di Jepang, "manga" dapat merujuk ke
animasi dan komik. Di kalangan penutur bahasa Inggris, "manga"
memiliki arti "komik Jepang," sejalan dengan penggunaan anime di
dalam dan luar Jepang. Istilah "ani-manga" digunakan untuk
menggambarkan komik yang dihasilkan dari cels animasi.[20]
Penerbitan
Di Jepang, manga mencapai angka ¥40.6 milyar tiap
tahunnya (sekitar $395 milyar USD) berdasarkan industri penerbitan pada tahun
2007.[21] Baru-baru ini, industri manga telah berkembang di seluruh dunia, di
mana perusahaan distributor melisensi dan mencetak ulang manga ke dalam bahasa
negara mereka.
Seiring berjalannya seri untuk sementara waktu,
para industri penerbit sering mengumpulkan cerita dan mencetaknya ke dalam
volume buku berukuran khusus, yang disebut tankōbon. Hal ini setara dengan
trade paperback atau novel grafik di Amerika Serikat. Volume ini menggunakan
kertas berkualitas tinggi, dan berguna bagi mereka yang ingin
"mengejar" seri, sehingga mereka dapat mengikutinya di majalah. Old
manga juga telah dicetak ulang menggunakan kertas berkualitas agak rendah dan
dijual seharga ¥ 100 (sekitar $1 U.S. dollar) untuk bersaing dengan penjualan
buku bekas.
Pemasar mengelompokkan manga pada usia dan jenis
kelamin target pembaca.[22] Pada khususnya, buku dan majalah yang dijual untuk
laki-laki (shōnen) dan perempuan (shōjo) memiliki desain sampul yang khas dan
ditempatkan pada rak-rak yang berbeda di sebagian besar toko buku. Karena
lintas pembaca, respon konsumen tidak dibatasi. Contohnya, pembaca pria
berlangganan sebuah serial yang ditujukan untuk pembaca perempuan dan
sebagainya.
Di Jepang juga memiliki kafe manga, atau manga
kissa (kissa merupakan singkatan dari kissaten, dalam bahasa indonesia yang
berarti kedai kopi). Pada manga kissa, orang minum kopi dan membaca manga, dan
kadang-kadang tinggal di sana semalaman.
Telah ada peningkatan jumlah penerbitan dari situs
web manga asli. Hal ini sangat diminati oleh para penggemar dari semua kalangan
dan ditujukan untuk dibaca online. Dapat juga dipesan dalam bentuk novel grafis
jika tersedia dalam bentuk cetak.
Museum Manga Internasional Kyoto menyimpan daftar
situs manga yang sangat besar yang diterbitkan dalam bahasa Jepang.[23]
Manga di Jepang
Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri
dari beberapa judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman
majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya
mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang
sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre
Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat
untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan
istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece
Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat
berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk"
(tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang
menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja
Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah
Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan
sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada
juga yang memakai tokoh fiktif
Tokoh Goku dalam Dragonball Evolution
Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah
itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang
disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam
bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat
orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit
mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon
inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di
negara-negara lain seperti Indonesia.
Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan
telah/akan dibuat versi manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai
L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah
Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan,
Saigake!! Otokojuku dan lain lain [24]
Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake
kembali secara internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti
Amerika, yang membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th
Century Fox)[25], dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari Death
Note oleh pihak produser barat[26].
Genre
Berikut adalah genre-genre yang ada di manga.
Selain itu, banyak dari jenis-jenis berikut juga berlaku untuk anime dan
permainan komputer Jepang.
Aksi akushon (アクション) : Bercerita tentang
pertempuran, perkelahian, atau kekerasan
Fantasi fantajī (ファンタジー) : Bercerita tentang
benda-benda aneh atau memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak
terlihat atau lain
Historis hisutorikaru (ヒストリカル) : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda,
ataupun suatu tempat
Seni bela diri budō (武道) : Bercerita tentang berbagai seni bela diri
Misteri Nazo (謎} : Bercerita tentang
sebuah misteri
Roman/Percintaan Romansu (ロマンス) : Bercerita tentang percintaan
Olahraga supōtsu (スポーツ) : Bercerita tentang
berbagai olahraga
Supernatural chō shizen (超自然) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan
di luar logika
Genre Berdasarkan jenis pembaca
Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut
kodomo (子供) — untuk anak-anak.
Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa
disebut josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut
seinen (青年) — pria.
Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut
shōjo (少女) — remaja perempuan.
Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut
shōnen (少年) — remaja lelaki.
Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk
anime dan permainan komputer Jepang.
Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah
Shogakukan (小学館) dan Shueisha (集英社).
Gaya penggambaran[sunting | sunting sumber]
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikonografi
manga
Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style
sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua
manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar
sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan
ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar
Lolicon maupun Shotacon.
Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana.
Beberapa mangaka menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa
elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya
Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting
yang realistis.[rujukan?] Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya
penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar
dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.
Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki
ratusan volume, umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan
mengalami perubahan goresan yang cukup signifikan.[rujukan?] Contoh yang umum
di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi
seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak
1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece and Naruto pun cukup
berubah bila dibandingkan pada goresan volume volume awal.
Doujinshi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dōjinshi
Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat
oleh fans manga tersebut yang memiliki alur cerita atau ending yang berbeda
dari manga aslinya. Para fans ini biasa mendistribusikannya dari tangan ke
tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau mengikuti konvensi akbar
doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap
tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang.
Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan
seseorang/kelompok untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga
sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya
adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga
tersebut memang didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka (sebutan
bagi para pembuat dojin, sama seperti manga-ka).
Manga di Indonesia
Penerbit
Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah
Elex Media Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok
Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level
Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen
(dewasa)
Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia,
namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena
untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang
mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor
dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor.
Format baca dan Kejanggalan
Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan
ke kiri, sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di
Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw" (mentah). Hal ini
berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri
(atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan. Sebelum tahun
2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca
dari kiri ke kanan. Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik
terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh
Contoh halaman yang terjemahannya tidak sesuai
dengan gambar
Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan
keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun
kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif
seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan
informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di
bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun
fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala
hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah
inti cerita. (lihat gambar di samping)
Manga pertama yang mepertahankan format seperti
format Jepang asli (raw) adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis
komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju
karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam
format aslinya (raw). Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah
diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL
COMICS" semuannya sudah mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk
beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian
ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.
Pengaruh pada kultur di Indonesia
Karena banyaknya manga yang diterbitakan di
Indonesia sejak dari zaman Doraemon, Candy Candy, Detective Conan, maupun
Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung selama
bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan manga
terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan
dengan peredaran komik Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal,
kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada
proses pembentukan komik karya "Indonesia", karena secara tidak
langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun
sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun masih
diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong
Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini
tidak dipermasalahkan.
Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas
penggemar manga dan anime. Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan
penggemar lain lewat internet atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar
yang bertemu di internet/forum biasa mengadakan gathering (pertemuan) untuk
saling berjumpa satu sama lain.
Iklan televisi
Ada sebuah iklan produk makanan yang memakai tokoh
yang sangat mirip dengan tokoh Kamen Rider dan baltan (Ultraman) yang disebut
lobstozilla. Namun iklan ini lebih mirip jiplakan secara kasar daripada sebuah
pengaruh.
Kontroversi
Sekitar tahun 2005 - 2007, penerbit Indonesia
seperti Level Comics, berani menerbitkan manga yang berbau DEWASA (Seinen).
Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang keras. Bahkan manga Vagabond
sempat ditarik dari peredaran. Setelah pemberlakuan sensor yang lebih ketat,
para penerbit tidak lagi diprotes oleh para ibu yang anaknya membaca
manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai tidak mengindahkan rating
karena pencantumannya kurang mengena oleh sebagian kalangan yang menilai.
Manga (漫画 Manga?, Tentang suara
ini dengarkan (bantuan·info); pengucapan /ˈmæŋ.ɡə/ atau /ˈmɑːŋ.ɡə/) merupakan
komik yang dibuat di Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan
tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan di Jepang pada akhir
abad ke-19.[1] Kata tersebut memiliki prasejarah yang panjang dan sangat rumit
di awal Kesenian Jepang.[2] Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka,
atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga.[3]
Di Jepang, orang dari segala usia membaca manga.
Media mencakup karya dalam berbagai genre: aksi-petualangan, asmara, olahraga
dan permainan, sejarah drama, komedi, fiksi ilmiah dan fantasi, misteri,
detektif, horor, seksualitas, dan bisnis / perdagangan, dan lain-lain..[4]
Sejak 1950-an, manga telah terus menjadi bagian utama dari industri penerbitan
Jepang,[5] mewakili pasar ¥406 milyar di Jepang pada tahun 2007 (sekitar $3.6
milyar) dan ¥420 milyar ($5.5 milyar) pada tahun 2009.[6] Manga juga telah
mendapatkan pembaca di seluruh dunia yang signifikan.[7] Di Eropa dan Timur
Tengah pasar manga bernilai $250 juta.[8] Pada tahun 2008, di Amerika Serikat
dan Kanada, pasar manga senilai $ 175 juta. Pasar di Perancis dan Amerika
Serikat memang sama. Cerita manga biasanya dicetak dalam hitam putih,[9]
meskipun beberapa manga penuh warna sudah ada (contoh Colorful). Di Jepang,
manga biasanya serial di majalah manga besar, sering mengandung banyak cerita, masing-masing
disajikan dalam satu episode kemudian dilanjutkan dalam edisi berikutnya.Jika
seri berhasil, bab dikumpulkan dan dapat dipublikasikan ulang pada buku
paperback yang biasa disebut tankōbon.[10] Seorang seniman manga biasanya
bekerja dengan beberapa asisten di sebuah studio kecil dan berhubungan dengan
editor kreatif dari perusahaan penerbitan komersial.[11] Jika seri manga cukup
populer, mungkin dianimasikan setelah atau bahkan disaat manga sedang
berjalan.[12] Terkadang manga terpusat pada dahulu sebelumnya yang terdapat
aksi langsung atau film animasi.[13]
Istilah manga (kanji: 漫画; hiragana: まんが; katakana: マンガ; Tentang suara ini dengarkan (bantuan·info); pengucapan /ˈmæŋ.ɡə/
atau /ˈmɑːŋ.ɡə/) adalah kata dalam bahasa Jepang yang merujuk terhadap
keduanya, baik untuk komik dan kartunis. "Manga" sebagai istilah yang
digunakan di luar Jepang merujuk secara khusus untuk komik aslinya yang
diterbitkan di Jepang.[14]
Komik Manga dipengaruhi, dari karya-karya asli,
yang ada juga di bagian negara lain, khususnya di China, Hong Kong, dan Taiwan
("manhua"), dan Korea Selatan ("manhwa").[15][16] Di
Perancis, "la nouvelle manga" telah dikembangkan sebagai bentuk bande
dessinée komik digambar dalam gaya yang dipengaruhi oleh manga. Ada juga OEL
manga di Amerika juga.
Etimologi
Karakter Cina (diucapkan "manhua" dalam
bahasa Mandarin) yang digunakan untuk menulis kata manga dalam bahasa Jepang
dapat diterjemahkan sebagai "gambar aneh" atau "sketsa
spontan".[17] Awalnya istilah ini muncul di abad ke-18 pada literati
Cina,[17] kata ini pertama kali muncul ke dalam penggunaan istilah umum di
Jepang pada akhir abad ke-18 dengan diterbitkan karya-karya seperti Santō
Kyōden buku bergambar Shiji no yukikai (1798), dan pada awal abad ke-19 dengan
karya-karya seperti Aikawa Minwa ini Manga hyakujo (1814) dan buku-buku
terkenal Hokusai Manga (1814–1834) mengandung berbagai macam gambar dari sketsa
dari seniman terkenal ukiyo-e Hokusai.[18] Rakuten Kitazawa (1876–1955) pertama
kali menggunakan kata manga dalam pengertian modern.[19]
Di Jepang, "manga" dapat merujuk ke
animasi dan komik. Di kalangan penutur bahasa Inggris, "manga"
memiliki arti "komik Jepang," sejalan dengan penggunaan anime di
dalam dan luar Jepang. Istilah "ani-manga" digunakan untuk
menggambarkan komik yang dihasilkan dari cels animasi.[20]
Penerbitan
Di Jepang, manga mencapai angka ¥40.6 milyar tiap
tahunnya (sekitar $395 milyar USD) berdasarkan industri penerbitan pada tahun
2007.[21] Baru-baru ini, industri manga telah berkembang di seluruh dunia, di
mana perusahaan distributor melisensi dan mencetak ulang manga ke dalam bahasa
negara mereka.
Seiring berjalannya seri untuk sementara waktu,
para industri penerbit sering mengumpulkan cerita dan mencetaknya ke dalam
volume buku berukuran khusus, yang disebut tankōbon. Hal ini setara dengan
trade paperback atau novel grafik di Amerika Serikat. Volume ini menggunakan
kertas berkualitas tinggi, dan berguna bagi mereka yang ingin
"mengejar" seri, sehingga mereka dapat mengikutinya di majalah. Old
manga juga telah dicetak ulang menggunakan kertas berkualitas agak rendah dan
dijual seharga ¥ 100 (sekitar $1 U.S. dollar) untuk bersaing dengan penjualan
buku bekas.
Pemasar mengelompokkan manga pada usia dan jenis
kelamin target pembaca.[22] Pada khususnya, buku dan majalah yang dijual untuk
laki-laki (shōnen) dan perempuan (shōjo) memiliki desain sampul yang khas dan
ditempatkan pada rak-rak yang berbeda di sebagian besar toko buku. Karena
lintas pembaca, respon konsumen tidak dibatasi. Contohnya, pembaca pria
berlangganan sebuah serial yang ditujukan untuk pembaca perempuan dan
sebagainya.
Di Jepang juga memiliki kafe manga, atau manga
kissa (kissa merupakan singkatan dari kissaten, dalam bahasa indonesia yang
berarti kedai kopi). Pada manga kissa, orang minum kopi dan membaca manga, dan
kadang-kadang tinggal di sana semalaman.
Telah ada peningkatan jumlah penerbitan dari situs
web manga asli. Hal ini sangat diminati oleh para penggemar dari semua kalangan
dan ditujukan untuk dibaca online. Dapat juga dipesan dalam bentuk novel grafis
jika tersedia dalam bentuk cetak.
Museum Manga Internasional Kyoto menyimpan daftar
situs manga yang sangat besar yang diterbitkan dalam bahasa Jepang.[23]
Manga di Jepang
Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri
dari beberapa judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman
majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya
mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang
sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre
Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat
untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan
istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece
Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat
berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk"
(tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang
menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja
Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah
Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan
sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada
juga yang memakai tokoh fiktif
Tokoh Goku dalam Dragonball Evolution
Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah
itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang
disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam
bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat
orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit
mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon
inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di
negara-negara lain seperti Indonesia.
Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan
telah/akan dibuat versi manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai
L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah
Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan,
Saigake!! Otokojuku dan lain lain [24]
Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake
kembali secara internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti
Amerika, yang membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th
Century Fox)[25], dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari Death
Note oleh pihak produser barat[26].
Genre
Berikut adalah genre-genre yang ada di manga.
Selain itu, banyak dari jenis-jenis berikut juga berlaku untuk anime dan
permainan komputer Jepang.
Aksi akushon (アクション) : Bercerita tentang
pertempuran, perkelahian, atau kekerasan
Fantasi fantajī (ファンタジー) : Bercerita tentang
benda-benda aneh atau memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak
terlihat atau lain
Historis hisutorikaru (ヒストリカル) : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda,
ataupun suatu tempat
Seni bela diri budō (武道) : Bercerita tentang berbagai seni bela diri
Misteri Nazo (謎} : Bercerita tentang
sebuah misteri
Roman/Percintaan Romansu (ロマンス) : Bercerita tentang percintaan
Olahraga supōtsu (スポーツ) : Bercerita tentang
berbagai olahraga
Supernatural chō shizen (超自然) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan
di luar logika
Genre Berdasarkan jenis pembaca
Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut
kodomo (子供) — untuk anak-anak.
Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa
disebut josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut
seinen (青年) — pria.
Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut
shōjo (少女) — remaja perempuan.
Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut
shōnen (少年) — remaja lelaki.
Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk
anime dan permainan komputer Jepang.
Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah
Shogakukan (小学館) dan Shueisha (集英社).
Gaya penggambaran[sunting | sunting sumber]
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikonografi
manga
Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style
sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua
manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar
sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan
ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar
Lolicon maupun Shotacon.
Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana.
Beberapa mangaka menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa
elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya
Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting
yang realistis.[rujukan?] Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya
penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar
dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.
Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki
ratusan volume, umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan
mengalami perubahan goresan yang cukup signifikan.[rujukan?] Contoh yang umum
di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi
seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak
1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece and Naruto pun cukup
berubah bila dibandingkan pada goresan volume volume awal.
Doujinshi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dōjinshi
Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat
oleh fans manga tersebut yang memiliki alur cerita atau ending yang berbeda
dari manga aslinya. Para fans ini biasa mendistribusikannya dari tangan ke
tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau mengikuti konvensi akbar
doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap
tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang.
Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan
seseorang/kelompok untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga
sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya
adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga
tersebut memang didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka (sebutan
bagi para pembuat dojin, sama seperti manga-ka).
Manga di Indonesia
Penerbit
Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah
Elex Media Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok
Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level
Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen
(dewasa)
Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia,
namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena
untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang
mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor
dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor.
Format baca dan Kejanggalan
Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan
ke kiri, sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di
Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw" (mentah). Hal ini
berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri
(atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan. Sebelum tahun
2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca
dari kiri ke kanan. Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik
terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh
DSCF6944.jpg DSCF7613.jpg
Contoh halaman yang terjemahannya tidak sesuai
dengan gambar
Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan
keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun
kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif
seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan
informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di
bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun
fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala
hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah
inti cerita. (lihat gambar di samping)
Manga pertama yang mepertahankan format seperti
format Jepang asli (raw) adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis
komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju
karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam
format aslinya (raw). Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah
diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL
COMICS" semuannya sudah mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk
beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian
ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.
Pengaruh pada kultur di Indonesia
Karena banyaknya manga yang diterbitakan di
Indonesia sejak dari zaman Doraemon, Candy Candy, Detective Conan, maupun
Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung selama
bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan manga
terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan
dengan peredaran komik Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal,
kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada
proses pembentukan komik karya "Indonesia", karena secara tidak
langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun
sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun masih
diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong
Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini
tidak dipermasalahkan.
Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas
penggemar manga dan anime. Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan
penggemar lain lewat internet atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar
yang bertemu di internet/forum biasa mengadakan gathering (pertemuan) untuk
saling berjumpa satu sama lain.
Iklan televisi
Ada sebuah iklan produk makanan yang memakai tokoh
yang sangat mirip dengan tokoh Kamen Rider dan baltan (Ultraman) yang disebut
lobstozilla. Namun iklan ini lebih mirip jiplakan secara kasar daripada sebuah
pengaruh.
Kontroversi
Sekitar tahun 2005 - 2007, penerbit Indonesia
seperti Level Comics, berani menerbitkan manga yang berbau DEWASA (Seinen).
Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang keras. Bahkan manga Vagabond
sempat ditarik dari peredaran. Setelah pemberlakuan sensor yang lebih ketat,
para penerbit tidak lagi diprotes oleh para ibu yang anaknya membaca
manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai tidak mengindahkan rating
karena pencantumannya kurang mengena oleh sebagian kalangan yang menilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar